MotoGP Mandalika telah sukses diselenggarakan mulai 18-20 Maret 2022 lalu. Lalu bagaimana nasib sirkuit internasional Mandalika terutama untuk aspek brandingnya? Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari Ph.D mengungkapkan saat ini mata dunia sudah paham keberadaan Mandalika maka harus dijaga aspek brandingnya.
Maulina Pia mengungkapkan setelah diselenggarakannya MotoGP Mandalika maka selanjutnya harus tahu evaluasi efek yang ditimbulkan dengan event tersebut.
“Terutama pada kunjungan wisata di Lombok. Kemudian evaluasi juga efeknya kepada potensi pekerjaan baru yang bisa muncul disana termasuk peluang bisnis pariwisata dan bagaimana dampak terhadap sosial masyarakat di Lombok, ” ucapnya.
Dari apa yang telah terjadi di MotoGP Mandalika, Maulina Pia menyarankan selanjutnya agenda internasional yang harus diselenggarakan di tempat tersebut.
“Skala nasional silakan tapi harus punya efek wah. Menyelenggarakan event internasional bisa menjaga reputasi sirkuit Mandalika, ” tutur alumni program Doktor di University of Newcastle ini.
“Mandalika ini harus dijaga kesinambungannya. Jangan seperti Sentul dulu karena masalah politik kemudian tidak dipakai. Jadi akan lebih baik setelah ini Mandalika menyelenggarakan kejuaraan internasional bahkan jika bisa juga Formula 1, ” sambung Maulina Pia.
Menurut Maulina Pia, branding tidak hanya sekedar saat event saja. Namun selanjutnya bagaimana pemerintah melalui organisasi yang ditunjuk bisa menjaga sirkuit dan harus mempunyai tim dengan manajemen branding kuat dengan level internasional.
“Image juga bisa tercipta saat pemerintah atau pengelola bisa melakukan transparansi dan akuntabilitas tentang Mandlika dan disampaikan ke publik, ” tuturnya, Jum'at (25/3/2022).
“Kalau dari perspektif komunikasi, community relations harus berkesinambungan. Pemerintah bisa menyampaikan akuntabilitas keuntungan yang didapat dari ajang MotoGP. Bisa disampaikan untuk siapa dan berapa keuntungan yang diberikan ke pemda, ” sambung Maulina Pia.
Selain itu, pakar Branding ini juga mengingatkan pemerintah harus tetap memperhatikan dampak lingkungan dan dampak sosial budaya dari akan semakin dikenalnya Mandalika.
“Pembukaan sirkuit Mandalika itu tentu tetap ada efek negatif yang harus diantisipasi misal kemungkinan muncul prostitusi, drug atau obat-obatan, minuman keras sebab hal ini mayoritas gaya hidup orang western, ” sambung Maulina Pia.
Dia juga berharap warga asli Lombok bisa menjadi tuan rumah atas keberadaan Mandalika yang saat ini sudah dikenal dunia.
“Sampai saat ini saya masih melihat warga Lombok masih menjadi pelayan. Memang harus ada studi lebih lanjut apakah pengusaha local dapat efek positif dari adanya Mandalika. Jangan sampai pemodalnya tetap orang luar daerah, warga Lombok hanya jadi pekerjanya, ” pungkas Maulina Pia. (Humas FISIP)